Thursday, June 28, 2007

Simply Dedicated To My Mother

To my mother....
my mother.... and my mother......!
Could I order one small of pieces of land in heaven
beneath your foot?

I miss you mom.....

Rindu..., 28 Juni 2007

Wednesday, June 27, 2007

Seberkas Sinar Kelam

Penambahan tsaqofah siyasi menjadi hal yang penting bagi seorang kader siyasi. Banyak hal dan sarana bisa dimanfaatkan kader untuk menambah wawasan. Membaca, Menuls, dan Diskusi menjadi kunci utama. Melalui bacaan yang bertingkat dan terstruktur kader akan mudah mengukur wawasan karena berkembang seiring dengan tingkat acceptabilitasnya pada referensi. Untuk aplikasi sekaligus mengasah referensi bacaannya dilakukan melalui pertemuan pada kajian-kajian atau diskusi rutinan dan hasilnya dituliskan dalam bentuk opini.

Sangat disayangkan apabila seorang kader siyasi tidak mampu memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang bisa ditemuinya setiap saat yang sebenarnya kader hanya dituntut untuk "melek" dengan lingkungan dan kondisi kekinian disekitarnya, kondisi tersebut sangat kontras dengan label 'kader siyasi' yang melekat padanya karena bagaimana kemampuan siyasinya akan terasah apabila tidak pernah mengeluarkan pemikiran-pemikirannya dalam bentuk diskusi dengan orang lain serta kooperatif untuk menerima pemikiran-pemikiran orang lain yang penting untuk proses perkembangan pemikirannya.

Fenomena yang ada saat ini terutama disekeliling saya didapatkan justru menurunnya intensitas diskusi kader terutama menyangkut hal-hal yang berbobot dan menambah wawasan. Terkadang yang ada justru pembicaraan yang tidak berarti dan mengarah kepada ghibah, na'udzubillah min dzalik.

Sebenernya kenapa hal ini bisa terjadi?

1. Sikap 'cuek' dan acuh tak acuh sebagian besar kader pada program-program kerja penting yang menyangkut program pemenuhan tsaqofah.

2. Kurang aktifnya kader dalam meng-acces informasi dan berita-berita terbaru.

3. Kader yang tidak percaya diri untuk mengeluarkan pemkiran-pemikirannya dalam setiap forum diskusi.

4. Tidak adanya motivasi diri dan keinginan untuk terus mengembangkan diri, atau mungkin apakah justru kader merasa puas dengan keadaan diri sendiri?wallahu alam

Miris dan naas saat didapatkan pada acara-acara kajian dan diskusi sepi dari peserta, sebaliknya untuk acara-acara yang bentuknya jalan-jalan justru lebih diminati. Mudah-mudahan hal ini bisa menjadi evaluasi bagi saya saat sebuah acara yang diangkatkan dan diharapkan bisa menjadi seberkas sinar cerah dalam menyelesaikan problem organisasi dan keterbatasan wawasan kita, sebaliknya justru menjadi kelam karena ketidakhadiran personil-personilnya. Wallahu'alam bishawab


Kondisi blank, 27 juni 2007





Thursday, June 7, 2007

Berpolitik Dengan Landasan Ibadah

Sebagai Mahluk sang Khaliq sudah menjadi kerwajiban untuk beribadah,karena memang untuk itulah manusia diciptakan. Hal ini termaktub dalam Al-Qur'an Surat Adz-dzariyat ayat 56 yang artinya : "Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku". Maka jelas bahwa kehidupan ini tidak bisa dipisah-pisahkan dari ibadah, serta menjadi satu kesatuan yang utuh. Tidak bisa terjadi parsialisasi menyangkut bagian-bagiannya.

Shalat, Puasa, Zakat yang dilakukan menjadi sia-sia bila tidak termanifestasikan dalam kehidupan dan kegiatan perpolitikan. Karena dengan shalat setiap Individu akan senantiasa dekat dengan Rabb-nya sehingga tercermin pada setiap kata-kata, tingkah laku, dan perbuatan. Begitu juga dengan Puasa dan Zakat yang dilakukan mengajarkan untuk melihat realitas masyarakat di sekitar dengan nurani yang mendorong untuk terus berbuat kebajikan dengan keikhlasan.

Yang menjadi Feedback dari moralitas pelaku politik ini adalah mampu menguatkan sendi-sendi ibadah masyarakat, karena perilaku yang ditonjolkan dari para pelaku politik merupakan perilaku yang tidak bertentangan dengan prinsip Ubudiyah. Diikuti dengan niat ikhlas Ibadah karena Allah SWT.



"Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang ia pun mengerjakan kebaikan dan mengikuti agama Ibrahim yang lurus? dan Allah menjadikan Ibrahim sebagai kesayangan-Nya" (An-Nisa;125)



Keyakinan bahwa setiap perjuangan akan digantikan dengan kenikmatan pahala dan Syurga-Nya kelak akan menjadi motivasi pribadi dalam melakukan aktivitas politik, sehingga yang terfikir hanyalah bagaimana berbuat yang terbaik untuk kemaslahatan masyarakat secara umum serta umat secara khusus. Hanya untuk Allah kita persembahkan tenaga, waktu, pikiran, harta, dan segala kesungguhan, dengan tujuan agar tegak Islam di muka bumi.

Maka jadilah insan-insan perpolitikan yang bisa mempersembahkan yang terbaik untuk Allah SWT dan kejayaan Islam dengan berbekal takwa, karena Allah SWT tidak memandang posisi kita sebagai apa dalam bidang sosial dan politik akan tetapi lebih pada ketakwaan dan keikhlasan dalam menegakkan kebenaran. Wallahu'alam bishawab.